Dewasa ini, konflik yang terjadi
di bumi Palestina serasa tidak terlihat titik akhirnya. Media tidak pernah
bosannya meliput dan membahas kejadian apapun yang ada disana demi meraup
keuntungan di topik yang sedang panas-panasnya. Namun, apa benar seperti itu?
Apa benar yang dikatakan media itu merupakan yang sesungguhnya dari kacamata
kebenaran? Pembantaian warga muslim Palestina oleh kaum Yahudi Zionis kafir
laknatullah adalah kalimat yang sering dipakai untuk mempresentasikan peristiwa
yang sedang terjadi itu. Namun sebelum kita dapat menyimpulkan inti dari semua
permasalahan tadi, alangkah baiknya kita bersama-sama untuk menelusurinya lagi
lebih mendalam dan terperinci.
Kota Jerusalem yang terletak di
kawasan timur tengah adalah sebuah kota tua yang sudah berdiri setidaknya
kurang lebih dari 5000 tahun. Usianya yang tua menandakan tempat tersebut kaya
akan sejarah dan budaya yang sudah bercampur-baur dari segala etnis, suku, dan
agama. Dimulai dari bangsa Kana’an yang pertama kali datang dan membuat
pemukiman yang dinamakan sesuai nama dewa mereka. Disusul dengan berbagai
bangsa yang saling memperebutkan kekuasaan atas tanah tersebut seperti bangsa
Filistin dan tentunya bangsa Israel yang lari dari Mesir. Mulai dari situlah
didirikan kerajaan Israel yang salah satu pemimpinnya adalah nabi Sulaiman. Tak
lama berselang, keberadaan orang-orang Israel terancam oleh invasi yang
dilakukan oleh kerajaan Babilonia dan berhasil menguasai wilayah orang Israel.
Setelah orang-orang Babel, datang lagi pasukan Persia yang lagi-lagi berhasil
menduduki Yerusalem. Setelah lepas dari pasukan Persia, kali ini kekuatan dari
Yunani, yakni Kekaisaran Makedonia yang dipimpin oleh Alexander the Great berhasil
menaklukannya. Lalu berganti lagi kepemimpinannya oleh bangsa Romawi, berlanjut
pada masa keemasan Khulafaur Rasyidin yang dipimpin oleh Umar bin Khattab, umat
islam mampu menginjakkan kakinya di tanah tersebut untuk yang pertama kalinya
dan seterusnya. Setelah itu, kekhalifaan Islamlah yang silih berganti menjaga
tanah Yerusalem sebagai tempat suci agama-agama samawi seperti Nasrani, Yahudi,
dan Islam. Diantara kekhalifaan tersebut yang paling mahsyur adalah Turki
Utsmani atau yang sering disebut dengan Ottoman.
Bisa anda ketahui sendiri bukan?
Jika tanah yerusalem adalah tanah yang dibentuk tidak hanya atas satu golongan,
namun ribuan etnis bahu-membahu membentuk peradaban di tengah padang pasir
tersebut. Pada akhir millennium pertama, kota ini makmur dan hidup dalam
bingkai toleransi yang indah, setiap pemeluk agama dapat melakukan ritual
keagamaannya tanpa terganggu satu sama lain, peziarah Kristen dari Eropa
mendatangi makam Yesus, kaum Yahudi dengan tembok peratapannya, danpemerintahan
Utsmani sebagai pemilik tanah menjaga keamanan di tanah suci. Hingga sebuah
malapetaka yang tidak secara langsung berdampak namun merembes pada tanah ini,
dimulai. Yakni Perang Dunia II, jutaan umat Yahudi dibantai dan digenosida oleh
pemerintahan Nazi Jerman yang sangat membenci kaum ini sebagai kambing hitam.
Mereka para yahudi terpaksa meninggalkan Eropa demi mencari tanah baru,
beberapa dari mereka ada yang lari ke Amerika, Inggris maupun kembali ke tanah
kelahiran mereka di Israel. Dari penyiksaan inilah kaum Yahudi berpikir untuk
dapat melindungi kaum mereka dan menciptakan sebuah utopia yang ideal bagi kaum
mereka yang tertindas, suatu gerakan yang menginginkan untuk berdirinya sebuah
negara Israel raya di tanah yang dijanjikan menurut kitab mereka yakni tanah Palestina.
Zionisme namanya, gerakan nasionalisme bagi kaum Yahudi untuk mendirikan negara
mereka sendiri. Yang harus digarisbawahi disini adalah tidak semua Yahudi itu
Zionis tapi jika Zionis sudah pasti Yahudi. Yahudi itu terbagi-bagi lagi
kedalam sekte-sekte dan aliran yang bermacam-macam dengan pemahaman dan
keyakinan yang berbeda-beda pula. Yahudi Orthodox semisalnya, yang masih
berpegang teguh kepada taurat, tidak mendukung aksi penyerangan dan pencaplokan
tanah Palestina. Mereka juga berbeda dengan para Zionis yang fanatik terhadap
negara Israel.
Alangkah baiknya kita mengetahui
apa itu Zionisme dan Yahudi sebelum mulai mengeluarkan pernyataan-pernyataan
yang diskriminasi terhadap masalah di Palestina. Miris saya melihatnya di saat
anak kecil diajarkan dan didoktrin untuk membunuh Yahudi, apapun bentuknya. Di
media sosial bertebaran ujaran kebencian terhadap umat Yahudi, padahal mereka
sendiri tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi. Yang ada dibenak orang-orang
Indonesia saat ini mengenai Yahudi hanyalah Iblis yang jahat. Padahal musuh
bersama kita adalah penindasan dan penjajahan yang dilakukan para Zionis. Kita
tidak bisa memukul rata itu semua. Sama halnya saat ada kejadian pengeboman
teroris yang melabeli diri mereka muslim, lantas tidak membuat ajaran Islam itu
jahat dan bengis, hal seperti itu juga berlaku dalam masalah Yahudi. Sekali
lagi yang ingin saya tekankan, jangan menjadikan identitas suku dan bangsa
sebagai alasan untuk perbedaan perhatian. Hanya karena dia orang muslim
Palestina lantas kita langsung membantunya, namun untuk kaum Kristen di Afrika
kita enggan untuk membantunya.
Saran saya sebagai bagian dari
masyarakat internasional yang melihat dari berbagai sudut pandang dan
memikirkan dampak beserta sebab akibat, saya lebih suka jika tanah Yerusalem
dijadikan sebagai tanah dengan kepemilikan bersama, bukan perseorangan maupun
segelintir kelompok. Bumi Yerusalem terlalu beresiko jika dikuasai dan dikelola
oleh satu pihak, itulah yang menyebabkan konflik bertidak kesudahan ini.
Jadikan Yerusalem sebagai pemerintahan tersendiri, lepas tangan dari campur
tangan Palestina maupun Israel, dan menjadi kota suci yang tidak terlibat ke
dalam percaturan politik global sama halnya dengan Vatican. Saya harap setiap
pihak dapat menahan diri agar terciptanya perdamaian dan kemakmuran bagi setiap
umat, tidak hanya untuk dirinya sendiri.
Masalah Palestina adalah masalah
kemanusiaan! Maka dari itu tidak elok jika kita membawa ini ke ranah politik
dan agama. Membeda-bedakan manusia karena identitas dan statusnya adalah
sesuatu yang harus kita buang jauh-jauh di zaman yang serba menerima segala
perbedaan semua ras manusia. Karena kita adalah Manusia.
Post a comment
Post a comment